Sabtu, 31 Maret 2012

P.A.L.L.O.


Pemain bas Steven & Coconuttreez mendirikan proyek musik bernama P.A.L.L.O. Mohammad rival Himran, serius bermusik sejak tahun ’95 ketika dia mulai meng-ikuti festival band di kota kelahirannya, Palu. Lantas, sejak 2003 hingga 2004 dia mulai bermain musik di ibukota dan sempat bergabung dengan band Pixel, kemudian menjadi additional player untuk Toni Q Rastafara, additional player untuk Marshanda, hingga akhirnya berlabuh sebagai bassis di Steven & Coconuttreez. Tapi, itu semua belum bisa sepenuhnya memuaskan gairah bermusiknya—apalagi di band itu dia harus membagi kepala dengan para pemain lainnya. Suatu hari, ketika Steven & Coconuttreez sedang tampil di sebuah kafe di Yogyakarta, Rival melihat penampilan seorang penyanyi bernama Lesa yang langsung ditawarinya ide soal proyek musik itu.

Dan singkat cerita, album perdana berjudul Life Goes On pun dirilis di bawah perusahaan rekaman Kaluku—musiknya reggae, yang diracik dengan pengaruh folk, soul, pop hingga R n B. Atas saran Lesa, nama P.A.L.L.O. dipilih—itu merupakan panggilan Rival yang dianggapnya paling cocok karena walau bagaimanapun, Rival adalah kaptennya. “Life Goes On itu mengingatkan kalau kita lagi down, harus tetep semangat karena selalu ada jalan,” katanya.

Soal pengaruh musik, Rival menyebut nama AYO sebagai musisi yang sangat mempe-ngaruhi proyek musik itu. AYO, adalah musisi perempuan yang memainkan musik kombinasi antara soul, folk dan reggae. Dan lewat proyek musik ini, P.A.L.L.O. ingin menawarkan sesuatu yang berbeda di genre yang bersinggung-an dengan reggae ini.

“Vokalis cewek, biar kedengeran manis dan biar hawanya beda, ingin membedakan di warna musik reggae dengan vokalis cewek. Juga biar orang awam tahu bahwa ada musik yang seperti ini,” katanya. Dia mendapat bantuan dari teman-teman untuk mengisi instrumen di album ini. Aray gitaris Steven & Coconuttreez dan Eno Netral adalah di antara sekian teman yang membantunya. Berbeda dengan ketika di Steven & Coconuttreez, Rival tak banyak menulis lagu yang—meminjam istilah Rival—horny.

Hanya satu bernuansa seperti itu, di album ini, dengan judul “Jamah.” Untuk urusan menikmati lagu, Rival punya saran, “Album ini lebih enak didengarkan pas lagi ngebir. Kalau album Steven, ibaratnya minum anggur, sradak sruduk, album gue lagi santai, lagi bengong-bengong sedikit,” katanya.

Referensi:
http://www.jpop.com/P.A.L.L.O

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More